Senin, 09 Maret 2015

Batik Asli atau bukan?

Salah satu kelemahan para konsumen batik adalah kurangnya pengetahuan tentang batik itu sendiri. Kedua adalah para produsen yang semata-mata mengambil keuntungan materi untuk memperkaya diri sendiri yang sama sekali tidak peduli dengan nilai-nilai yang begitu tinggi pada selembar kain batik, yaitu "salah satu warisan budaya asli negri ini yang telh diakui oleh dunia internasional". Mereka merampas begitu banyak hak para pengrajin kecil di industri batik pada umumnya, dengan klaim "BATIK PRINTING'. Padahal sebutan itu sepersenpun tidak bisa diterima. Karena sama sekali tidak memenuhi syarat dalam proses batik. Sungguh sangat memprihatinkan keadaan ini, di mana jumlah barang yang ada di pasar mencapai 90% dari semua barang yng diklaim sebagai BATIK.
Padahal barang tersebut sama sekali bukanlah batik! Ia tak ubahnya sebagaimana kain-kain pada umumnya yang beraneka ragam bentuk dan jenisnya keluaran dari mesin-mesin cetak tekstil di pabrik-pabrik besar dengan motif 'batik'.

Sederhananya kain biasa 'bergambar batik', yang keluar ribuan meter setiap harinya. Alangkah malunya bila kita tetap mengikuti anggapan umum yang sangat keliru akan hal ini. Bukan soal murah dan mahal, bukan soal keuntungan mereka yang sangat besar, tetapi lebih dari semua itu; meluruskan 'kesalahan besar' yang sudah terjadi. Karena barang itu BUKAN batik.

Sebenarnya sangat mudah membedakan mana yang batik asli atau bukan.
Batik adalah sebuah proses panjang kerajinan kain yang tidak bisa ditolak. Selembar kain, apapun bentuk dan disainnya bisa disebut batik apabila melalui minimal 3 (tiga) tahap pengerjaan yang disebut "proses batik" yang kemudian disederhanakan menjadi batik saja.Yaitu proses lilin panas, pewarnaan dan pelorodan atau perebusan. Ketiga proses inilah yang disebut 'batik'.
Ada dua macam batik secara garis besar di negri ini, yaitu:
1. BATIK TULIS
Proses batik ini sangat lama, diawali dengan pembuatan pola gambar di atas kain dengan pensil, kemudian penyantingan dengan lilin panas, pewarnaan, biasanya dengan pengulangan kedua proses tadi beberapa kali, hingga pada proses pelorodan atau perebusan untuk membersihkan lilin, yang bisa melewati semua proses tadi beberapa kali. Lama dan sangat membutuhkan kesabaran, yang kadang meskipun harganya sampai ratusan ribu hingga jutaan rupiah menjadi sangat murah bila dilihat dari prosesnya yang panjang.
2. BATIK CAP
Bukan sablon ya, CAP yang dimaksud adalah sebuah alat seperti stempel besar kira-kira 20 cm persegi yang terbuat dari tembaga dengan pola-pola beraneka macam. Prosesnya tetap menggunakan lilin panas, di cap kan ke kain, pewarnaan dan pelorodan. Biasanya dilanjutkan dengan proses batik tulis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Ciri-ciri yang menonjol baik batik tulis maupun cap adalah:
1. warna kain baik dari depan maupun belakang sama cerahnya, susah dibedakan mana depan mana belakang, coba dibolak balik. Dan bila ada dua kain atau lebih dengan motif sama pasti keduanya tidak akan sama persis baik warna maupun detail gambarnya.
2. detail gambarnya dari corak yang sama akan berbeda sedikit anatara satu dengan lainnya, karena pengerjaan tangan yang tidak mungkin akan sama presisinya secara pasti.
3.biasanya baunya khas sisa-sisa pelorodan, aku bilang bau batik. Ini kadang digunakan untuk mengelabui konsumen, kain printing motif batik dilorod atau direbus di sisa-sisa bak perebusan batik asli sehingga menimbulkan bau khas tersebut.

Batik printing? Cukup tentukan disain di coreldraw masukkan file ke mesin siapkan segulung kain yang kalo bisa ribuan meter nggak putus dan siap pencet tombol ; PLAY! Silahkan tidur... Karena si pembatik super canggih akan kerja nonstop selama bahan bakarnya tersedia.

Atau yang partai gak kecilan, siapkan skrin besar, afdruk sesuai selera, siap di gesek di atas meja, nggak susah-susah pakai proses batik..... 

Ciri-ciri kain printing motif ikut-ikutan batik ini:
1. depannya cerah banget, belakang ngedrop jauh bhkn seringkali putih
2. berapa ribu meterpun pasti sama persis warna dan detail gambarnya, apalagi yang pakai mesin fotokopi, meskipun diakali gak pakai coreldraw sekalipun.
3. harganya kayak harga katun polos, yang biasanya aku beli untuk dibatik...hehe alias murah meriah nggak masuk akal....

Bukan maksud jelek mbahas ini, yang bisnis printing mongggoo aja, ga ada masalah, tapi kalo bisa jangan pakai istilah batik lagi ya agan-agan besar....


1 komentar :

Unknown mengatakan...

mohon info alamat nya om